Rabu, 11 Agustus 2010

Stephen Hawking: tak Mau Punah, Manusia Harus Mencari Planet Lain

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dunia kerap terancam kehancuran yang bisa memusnahkan umat manusia. Pakar fisika dunia, Stephen Hawking menyarankan agar manusia segera mengarungi ruang angkasa dan mencari planet lain sebagai tempat tinggal baru bila tidak ingin punah.
Dalam sebuah wawancara dengan laman Big Think, Hawking percaya dalam kurun waktu seratus tahun ke depan, apalagi ribuan atau jutaan tahun lagi, bumi akan mengalami bencana besar yang bisa memusnahkan manusia. Karena itu, manusia didorongnya untuk segera mencari planet lain yang bisa dihuni untuk mengantisipasi kehancuran itu. ''Ibarat jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang, manusia juga hendaknya jangan tinggal di satu planet,'' ujarnya.
Hawking melihat bayak bahaya besar yang mengancam keberadaan umat manusia. Di masa lalu, dia menyebutkan, salah satunya adalah krisis rudal di Kuba pada 1963 yang nyaris menyeret Amerika Serikat dan Uni Soviet terlibat perang nuklir. Ke depan, dia melihat, potensi perang dengan menggunakan senjata pemusnah massal itu kian menguat. ''Tapi saya optimistis, jika kita dapat menghindari bencana selama dua abad berikutnya, spesies kita akan aman karena kita menyebar ke ruang angkasa,'' tuturnya.
Menurut pakar yang namanya sudah melegenda ini, manusia adalah makhluk yang cerdas sehingga bisa bertahan hidup di galaksi ini. Manusia harus bisa memastikan mampu bertahan hidup dan melanjutkan kehidupan. Dia kembali mengingatkan bahwa manusia kini memasuki periode yang semakin berbahaya. Penduduk bumi akan menggunakan sumber daya yang kian terbatas.
Parahnya, insting egois dan agresif manusia masih begitu kental. Sehingga, ini akan cukup sulit untuk menghindari bencana dalam seratus tahun berikutnya, apalagi untuk ukuran seribu atau sejuta tahun mendatang. ''Satu-satunya kesempatan kelanjutan hidup jangka panjang manusia, bukan untuk tetap berada di Bumi, tetapi menyebar ke ruang angkasa,'' pesannya.



Wah,, ini benar-benar mirip dengan isi novel yang ditulisnya, "George's Scret Keys to The Universe". Novel ini adalah novel favoritku. Ada foto-foto luar angkasanya juga. Aku sarankan untuk membeli novel yang sangat bagus ini. (promosi walaupun nggak dibayar)

Mungkin diantara kalian ada yang belum mengetahui siapa Stephen Hawking. Ok, aku akan memperkenalkannya. Stephen Hawking adalah Lucisian Profesor of Mathematics and Theoretical Physics di University of Cambridge. Dia dianggap salah seorang teoritikus fisika paling cemerlang setelah Einstein.(mereka berdua adalah tokoh idolaku) Besok kalau aku jadi melanjutkan kuliah di Cambridge, bisa diajarin Stephen Hawking. Terus aku jadi teoritikus paling cemerlang setelah Einstein dan Stephen Hawking.(padahal aku mau ambil kedokteran dan aku lebih ahli matemamatika)
Bukunya, A Brief History of Time, merupakan bestseller yang sangat sukses.

Sabtu, 07 Agustus 2010

7 Perguruan Tinggi Indonesia Masuk 200 Terbaik di Asia



Dapunta Online – SEBANYAK TUJUH perguruan tinggi di Indonesia masuk rangking 200 perguruan top di Asia. Ketujuh peruguan tinggi itu, Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga (UNAIR), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Padjadjaran (Unpad).
Rektor UI Prof. Dr. Gumilar Rusliwa Sasmita, Sabtu (15/05/2010) mengatakan, berdasarkan hasil lembaga survai internasional yang dikeluarkan tanggal 13 Mei lalu, ada tujuh perguruan tinggi di Indonesia yang masuk 200 top di Asia. Dibandingkan dengan tahun yang lalu, katanya, berarti terjadi penambahan satu perguruan tinggi.
“Pada tahun lalu hanya enam yang masuk 200 perguruan tinggi dari Indonesia. Ada penambahan satu yaitu Unpad Bandung, sekarang masuk menempati rangking 161,” kata Rektor Gumilar kepada “PRLM” di Tasikmalaya.
Penentuan rangking tersebut, kata Gumiar, berdasarkan Asian Peer Review (30 persen), paper per faculty (15 persen), citation per paper (15 persen), student_faculty ratio (20 persen), Asian employer revier (10 persen), Internasional faculty (2,5 persen), internasional student (2,5 persen), inbound and outbound exchange student sebanyak lima persen.
Menurut Gumilar, UI sendiri masuk rangking 50 di Asia ini. Prestasi itu stabil sebagaimana tahun lalu. “UI juga masuk enem besar atau enam perguruan tinggi besar di Asia Tenggara,” katanya.
Perguruan tinggi lainnya, seperti UGM menempati rangking 85, sebelumnya tahun yang lalu berada di rangking 63. Unair meningkat rangkingnya dari semula 130 tahun yang lalu, menjadi 109 tahun 2010 ini. ITB tahun lalu berada di rangking 80, sementara sekarang ada di rangking 113.
Posisi Undip dan IPB sama seperti tahun yang lalu. IPB berada di rangking 119, lalu Undip di posisi 161. Kesempatan itu, ujar Rektor Gumilar, UI akan berusaha untuk terus meningkatkan kualitasnya dalam berbagai bidang, dengan harapan agar bisa menempati rangking yang semakin baik.