بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ
Beberapa hari yang lalu aku sakit lalu berobat ke seorang dokter.
Dokter itu berkata,"Usianya berapa?"
"14 tahun (karena aku blm genap 15 tahun)."
Lalu aku minta surat keterangan dokter (jaga-jaga kalau besok masih sakit).
"Sekolah di mana?"
"SMAN 1 Yogyakarta."
"14 tahun sudah SMA?"
"Iya karena SMPnya ikut akselerasi."
"Dimana?"
"Di SMPN 5 Yogyakarta."
"Oo.."
Karena hal itu aku menulis artikel ini. Aku heran dengan orang Indonesia. Kenapa dengan anak berusia 14 tahun yang SMA saja heran padahal di China ada anak berusia 13 tahun yang sudah menjadi mahasiswa pascasarjana (S-2) dan Moshe Kai Cavalin seorang anak yang lulus kuliah di Los Angles pada usia 11 tahun (seperti artikel yang pernah aku tulis di blog ini). Mungkin itu karena Indonesia terlalu terikat dengan pendidikan formalnya yang bertele-tele dan membutuhkan waktu yang lama.
Berikut ini kisah Zhang Xinyang, anak dari China Tiongkok benar-benar fenomenal di dunia pendidikan.
Dalam usia yang sangat belia pada 8 Juli 2008 dua tahun yang lalu, ia genap berusia 13 tahun (berarti sekarang 15 tahun, sama seperti aku) dan sudah terdaftar sebagai mahasiswa pascasarjana Universitas Teknologi Beijing dengan jurusan matematika.
Zhang memang tertarik dan suka dengan disiplin ilmu matematika (aku juga sangat suka matematika :) ). Gelar S-1nya pun dia peroleh dari bidang matematika di Universitas Teknik Tianjin.
Perjalanan akademik Zhang memang membuat banyak orang terkesima. Masuk SD umur lima tahun, Zhang kecil hanya perlu dua tahun untuk menyelesaikannya. SMP dan SMA juga dijalani dengan waktu sekitar tiga tahun sedangkan untuk anak pada umumnya memerlukan waktu enam tahun untuk siswa biasa, untuk siswa yang ikut program akselerasi perlu waktu minimal empat tahun. Ketika teman-teman seusia Zhang masih asik bermain, pada usia 10 tahun dia justru terdaftar sebagai mahasiswa matematika di Universitas Teknik Tianjin.
Zhang memang benar-benar suka sekali matematika, demi mewujudkan mimpinya sebagai pakar matematika, dia benar-benar mengkonsentrasikan dirinya. Ia juga menyiapkan dengan sungguh-sungguh ujian masuk perguruan tinggi (NCEE) dari awal. Usahanya tidak sia-sia Zhang lulus ujian NCEE dengan skor 505, atau 47 poin di atas skor rata-rata (Jamal Makmur Asmani : Mencetak Anak Genius)
Zhang menyandang status mahasiswa di usia 10 tahun dan menumbangkan rekor mahasiswa termuda yang sebelumnya dipegang Feng Hao dari propinsi Hunan yang masuk Universitas Hunan pada tahun 2002 ketika usianya 12 tahun. (Di China banyak anak yang usianya sangat belia sudah menjadi mahasiswa tidak seperti di Indonesia yang rekor usia termuda masuk S-1nya 15-16 tahun.)
IQ Zhang sebenarnya hanya superior, dua tingkat di bawah genius (Genius IQnya >140, di bawah itu sangat super IQnya 120-140, di bawah itu super IQnya 110-120.) namun, Zhang dinilai memiliki tingkat logika yang tinggi dan pandai mengatur jadwal studinya, hal ini menurut dosen Zhang di Tianjin, Profesor Zhang Yuehui.
Kecintaannya membaca buku, termasuk buku di luar studinya, membuat Zhang hanya butuh waktu tiga tahun dari jatah waktu empat tahun untuk menuntaskan skripsinya. Selama dia kuliah diantar oleh ayahnya meskipun demikian Zhang juga mulai belajar mandiri dengan menjadi tutor matematika paruh waktu.
0 komentar:
Posting Komentar