Senin, 08 Februari 2016

Medjonson

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ


Poster Medjonson 2016


Medical Djogja Scientific Competition (Medjonson) adalah lomba yang diadakan oleh Medical Research and Science Club (MARS) Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Tahun ini, Medjonson mengambil tema Geriatric Disease: Care for Our Elderly, Empower Our Society

Tahun lalu saya mengikuti kompetisi ini. Lomba yang ada ketika kuliah berbeda dengan lomba ketika SMA. Lomba yang diadakan ketika kuliah, bidangnya lebih banyak tidak hanya berupa KTI, esai, atau debat. Apa lagi perbedaannya? Setiap universitas yang menyelenggarakannya biasanya mengemas dengan berbeda-beda pula. Mari kita simak Medjonson tahun 2015.


Bidang Lomba

Lomba yang diadakan berupa lomba menulis esai, gagasan tertulis, poster ilmiah, dan poster publik. Seperti apa karakter dari masing-masing bidang?

Esai
Esai yang dilombakan adalah esai ilmiah.

Gagasan Tertulis
Nah, pada lomba yang diadakan oleh universitas lain biasanya gagasan tertulis disebut Karya Tulis Ilmiah. Gagasan tertulis ini berupa gagasan baru yang belum ada saat ini. Gagasan ini belum kita buktikan dengan penelitian namun untuk memperkuat argumen kita perlu sumber dari jurnal-jurnal yang terpercaya.

Poster Ilmiah
Poster ilmiah adalah bentuk ringkas dari karya tulis ilmiah atau penelitian. Saya kurang tahu poster ilmiah yang diadakan Medjonson harus berupa penelitian atau boleh dari KTI karena saya belum pernah ikut lomba yang hanya berupa poster ilmiah. Lomba poster ilmiah yang pernah saya ikuti digabung dengan lomba KTI jadi posternya berisi seperti KTI.

Poster Publik
Kalian pernah melihat poster edukasi kesehatan yang ada di rumah sakit atau tempat umum? Nah, begitulah poster publik. Poster publik harus menarik dan mudah dipahami masyarakat awam.


Babak Penyisihan
Babak penyisihan ini berupa pengiriman karya lewat email. Ini salah satu perbedaan lain dengan lomba yang diadakan ketika SMA. Karya yang dikirimkan berbeda-beda ketentuannya sesuai dengan bidang yang diikuti. Jangan lupa membaca dan mengikuti guideline yang dibuat panitia ya!

Selain mengirimkan karya, kalian juga harus membayar sesuai biaya yang ditentukan. Seperti sebagian besar lomba yang diadakan universitas lain, Medjonson juga membuka 2 gelombang. Gelombang 1 biayanya lebih murah dari gelombang 2.


Pengumuman
Akhirnya setelah menunggu beberapa minggu, kita bisa tahu lolos atau tidak. Tahun lalu, pengumuman Medjonson melalui email ketua tim. Setelah lolos, delegasi akan dihubungi Liaison Office (LO). Apakah itu LO? LO adalah orang yang akan memandu kita selama lomba di sana. Ya, waktu SMA tidak ada LO.


Hari 1

Welcoming Party
Welcoming party tahun lalu diadakan malam hari di ruang sidang ARB UMY. Acaranya berupa pembukaan, pembacaan ayat Al Quran, sambutan-sambutan, pementasan seni, penjelasan mekanisme final, dan makan malam. Karena keesokan harinya (hari yang sama dengan presentasi) saya dan teman saya akan responsi farmako, kami malah belajar..

Setelah welcoming party, peseta diantar ke hotel. Biasanya saat seperti ini digunakan peserta untuk latihan presentasi kecuali peserta esai. Loh, kenapa? Peserta esai tidak perlu presentasi. Mereka hanya tinggal menunggu pengumuman.


Hari 2

Presentasi
Beberapa Poster Publik yang Dipresentasikan

Presentasi antar bidang dipisah sehingga saya hanya akan menceritakan presentasi poster publik. Pertama peserta mengambil undian. Karena tim saya harus segera ke FK UGM untuk responsi farmako, kami pun minta urutan pertama. Presentasi dilakukan di depan ruangan yang disaksikan peserta lain dan juri. Di samping kami sudah ada poster kami yang sudah dicetak.

Karena setelah tampil kami harus ke FK UGM, kami tidak dapat melihat presentasi peserta lain.

Night Trip
Night trip ini diawali dengan makan Gudeg Wijilan. Setelah itu kami diantar ke Alun-Alun Selatan dan Utara. Di sana peserta dibebaskan melakukan apapun seperti, makan lesehan, naik sepeda yang dihias, atau hanya duduk-duduk. Tujuan selanjutnya adalah tugu. Namun untuk sampai ke sana, kita harus berjalan dari alun-alun utara melewati Jalan Malioboro. Di sepanjang jalan banyak karya para seniman. Ada pula orang yang berpakaian ala prajurit. Tetapi karena saat itu sudah malam, toko-toko sudah tutup. Delegasi dari luar kota pun tidak dapat berbelanja. Eh, ternyata sebelum sampai tugu (baru sampai Mall Malioboro) kami diantar naik mobil ke tugunya karena peserta mulai kelelahan. Di tugu kami berfoto bersama dengan spanduk Medjonson.


Hari 3

Seminar
Nah, ini yang saya suka dari lomba yang diadakan ketika kuliah yaitu ada seminar dan skills lab. Jadi kita datang lomba dapat ilmu dan sklills yang tidak dapat kita dapatkan di tempat kuliah kita. Seminar kali ini tentang skizofren, depresi, cemas, dan penyakit jiwa lain. Berhubung kami dari UGM belum pernah mendapat materi ini, kami sangat tertarik menyimaknya. Setelah seminar ada pemutaran kisah seseorang yang berhasil survive dari skizofrennya.

Stase
Stase ini seperti skills lab. Peserta diacak dan dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari lima orang. Setiap akan masuk ruangan yang berisi satu pasien dan satu dokter.  Salah satu peserta maju berperan menjadi dokter dan melakukan anamnesis. Peserta lain dan dokter melengkapi anamnesis. Pasien yang kami dapat berbeda-beda. Ada yang pasien depresi, psikotik, dan care giver. Cara anamnesisnya pun agak berbeda. Kalau mendapat care giver, kita harus mengidentifikasi apakah care giver-nya terjangkit penyakit giwa juga atau tidak. Setelah selesai, kami mempresentasikan kasus yang kami dapat. 

Farewell Party
Suasana Ruangan Farewell Party

Acaranya tukar kado, hiburan, makan malam, dan pengumuman lomba. Di sini delegasi juga diminta membawa makanan khas masing-masing sehingga bisa saling mencicipi.


Hari 4

City Tour
Pantai Ngobaran

Kami naik bus ba'da subuh ke Pantai Ngobaran, Gunung Kidul. Sampai di sana kami sarapan di sebuah pendopo. Lalu melalukan games di tepi pantai.

Membeli Oleh-Oleh
Dari Pantai Ngobaran, kami diantar ke pusat oleh-oleh.


TIPS
Ikuti guideline dan lihat blueprint penilaian. Kalau ada penilaian untuk alat bantu presentasi ya lebih baik pakai alat bantu presentasi.

Buat orang lokal, hati-hati dengan jam shalatnya. Karena sebagian besar pesertanya dari daerah yang jauh, panitia terkadang tidak memberikan waktu shalat di awal waktu.


Sumber:
Pengalaman saya dan teman-teman

0 komentar:

Posting Komentar